Nasab Aminah Binti Wahab ( Ibunda Rasulullah )

Sourc : google.com

Aminah binti Wahab berasal dari nasab yang mulia karena ia berasal dari keturunan Zuhrah nin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lua’ay, Meninggal saat Rasulullah berusia 6 tahun dalam perjalanan pulang menuju mekah,meninggal di desa abwa  kira-kira 36 km (sebelah selatan kota Madinah)  setelah ziarah melihat kuburan ayahnya Abdullah dan berkunjung kepada keluarganya yang berada di kota Madinah.

Zuhrah adalah saudara kandung Qushay bin Kilab yang memegang urusan Makkah semasa hidupnya, kemudian menyerahkanya kepada Quraisy sebagai sebuah warisan yang tidak dapat direbut atau disaingi oleh kabilah-kabilah yang lain sampai masa Nabi cucu Zuhrah dan Qushay.

Ibu Zuhrah, nenek Aminah dan Qushay kakek Abdullah, adalah Fatimah binti Sa’ad bin Sail, salah satu keturunan Bani Judrah. Disebut dengan Bani Judrah karena mereka yang bernama Amr bin Amr Al-Azdi telah membangun tembol (tembok) untuk Ka’bah setelah di terjang banjir

Dari nasab Quraisy yang mulia ini yang bergubungan erat dengan Bani Abdi Manaf bin Qushay, Aminah binti Wahab bin Abi Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah terlahir

Ayah Aminah yang bernama Wahab adalah pimpinan Bani Zuhrah. Kakek Aminah yang bernama Abdi Manaf bin Qushay (Qushay adalah saudara kandung Zugrah). Maka dikatakan Al-Manafani  (dua Manaf) untuk memberikan kehormatan kepada keduanya.

Nenek Aminah dari pihak bapak bernama Atikah binti Al-Auqash bin Murrah bin Hilal As-Salimah, salah satu perempuan yang bernama Atiqah yang di banggakan Nabi. Beliau pernah bersabda, “ Aku adalah putra Atikah-Atikah dari Sulaim”

Nasab Aminah dari ibunya juga tidak kalah mulianya. Ibu Aminah adalah Barrah binti Abdil Uzza bin Ustman bin Abdiddar bin Qushay.

Nenek Aminah dari pihak Ibu adalaj Ummu Habib binti Asad bin Abdil Uzza bin Qushay

Ibu Ummu Habib adalah Barrah binti Auf bin Ubaid bin Uwaj bin Adiy bin Ka’ab bin Luay.

Dari mata rantai keturunan yang mulia dan terhormat inilah lahir Aminah bin Wahab, Rasulullah pernah bangga dengan nasab beliau. Beliu bersabda “Allah tidak berhenti untuk memindahkanku dari sulbi-sulbi yang baik ke rahim-rahim yang suci dalam keadaan terpilh. Tidak ada dua cabang kecuali aku berada dicabang yang paling baik diantara keduanya.”

Aminah binti Wahab menikah dengan Abdullah bin Abdul Muthalib. Pernikahan mereka dirayakan dengan pesta selama tiga hari tiga malam. Setelah itu Aminah pindah kerumah suaminya Abdullah.

Tidak lama dari pernikahan mereka berdua, Aminah bercerita tentang Rasulullah. Aminah berkata, “ketika aku dalam keadaan sadar dan tidak sadar, seseorang datang kepadaku lalu ia berkata, Sesungguhnya kamu telah megandung bayi pemimpin umat manusia.” Aminah juga bercerita, “ aku tidak pernah merasa bahwa aku hamil dan aku tidak merasa payah seperti yang biasa dirasakan kaum perempuan.”

Aminah pernah bermimpi seolah mimpi tersebut menggonjang jiwa dan raganya. Mimpinya seolah-olah suatu kenyataan. Ia melihat cahaya keluar dari dirinya lalu menerangi seluruh penjuru dunia hingga Bursha dari negri Syam juga melihatnyan.

Suami Aminah (Abdullah) ,elakukan perjalanan ke Yastrib dan berjanji kepadanya bahwa ia akan kembali  dalam waktu yang dekat akan tetapi suaminya itu tidak kembali dan belum sempat mendengar kabar gembira ini.

Aminah melahirkan pemimpin umat ini, Muhammad bin Abdullah. Kota mekah merayakan pesta kelahiran beliau, Ummu Utsman Tsaqfiyyah sempat menyalsikan detik-detik kelahiran beliau. Ummu Ustaman bercerita, “ Aku sempat menyaksikan kelahiran Rasulullah. Dan aku melihat cahaya  yang  memenuhi Rumah ketika beliau lahir. Juga bintang-bintang yang dekat hingga aku menyangka bintang-bintang akan menjadtuhi diriku.”

Kelahiran Muhammad menjadi penghibur Aminah yang diliputi kesedihan karena ditunggal mati suaminya. Maka Aminah mencurahkan segala cinta dan kasih sayang  kepada anaknya tersebut dengan kasih sayang tidak pernah diberikan kepada yang lainya.

Abu Ubaidillah. Lembang,07/02/2016

Dikutip dari kitab Abnaa' An-Nabi wa Ahfadhuhu karya Syaikh Abdul Mun'im Alhasyimi