Masih terngiang di telinga sebuah ungkapan dari seorang guru meskipun masa kebersamaan itu telah berlalu, " Pantang Menjadi Beban" itulah ungkapnya , 3 buah kata yang sangat bermakna  yang menggambarkan kekuatan mental dan kewibawaan.
ilustrasi

Memang lika-liku kehidupan ini tak aral memposisikan kita perlu dengan uluran tangan orang lain disaat putus arah karena gelapnya perjalanan,bingung tanpa tujuan karena sirnanya pengharapan,tak mampu berjalan karena seolah hilangnya kaki dan tangan,  disaat seperti ini tidak masalah meminta bantuan selama memperhatikan hal-hal tertentu sehingga tidak jatuh pada menghinakan diri, meskipun tetap ada ALLAH sang pemilik segalanya yang harus kita utamakan sebagai pengharapan sebelum mencoba ikhtiar pada mahluknya, karena kalaupun ada orang yang berbaik tangan maka sejatinya ALLAH lah yang berkasihan. Namun banyak pula sifat diantara kebanyakan orang yang berbanding terbalik dengan sifat pantang menjadi beban, yaitu senantiasa menggantungkan harapan diatas bayang-bayang orang lain meskipun dirinya mampu untuk berdiri sendiri, dan inilah yang menjadi masalah karena sejatinya ia telah menjatuhkan dan melemahkan dirinya. Sepertihalnya seorang yang kaya namun dari hasil mengemis,maka tetaplah ia terhina, seperti seorang yang hebat dengan jabatanya, menjadi terhina pula jika ia menjadi kaki tangan cukong dengan uang gepokan sebagai imbalan.

Maka jiwa mandiri pantang menjadi beban adalah mental orang-orang terdepan, berwibawa karena tangan tak pernah di bawah, waktunya tak pernah diliputi tuntutan,ketergantungan dan ketidaknyamanan karena ia telah lepas dari bayang-bayang.

Pantang menjadi beban bukanlah mengisolir diri yang seolah tak butuh orang lain dalam arungan kehidupan, namun sejatinya ini adalah sebuah mental agar jangan mudah menjadi beban untuk orang lain,karena tidak selamanya orang punya waktu dan kesempatan seperti yang kita minta, bahkan tidak jarang pula mereka cukup lapang untuk berikhlas sehingga memberatkan saat kita berharap padanya.

Pantang menjadi beban bukan pula sifat sombong karena menganggap diri mampu melakukan sendiri, namun ini adalah sebuah sikap untuk mandiri,tidak mudah meminta disaat masih bisa, tidak mudah mengeluh di saat masih mampu, tidak mudah melemah disaat masih kuat.

Inilah pula mental yang seharusnya di miliki seorang muslim dihadapan musuh-musuhnya terlebih bagi ia seorang pemimpin, sehingga Izzah agama dan negaranya tak mampu di rendahkan dan di injak semenanya.

Acep Firmansyah : lembang, 02/05/2016

Advertisement

0 komentar:

Posting Komentar

terimaksih anda telah berkunjung silahkan tambahkan komentar anda

 
Top