Tabiat manusia adalah cinta terhadap dunia. Allah menyebutkan dalam Al-Quran :

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ } [آل عمران:  ] 14

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak laki-laki, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. (Ali ‘Imran: 14)



Hingga karenanya banyak orang terlupa pada tujuan hidup sesungguhnya, ia terjebak dalam manis dan bayang-bayang nikmat dunia sehingga berbagai cara di tempuh untuk mendapatkanya, tidak peduli jalan halal ataukah haram semuanya ia lakukan.

Pepatah mengatakan orang yang mengejar dunia bagaikan orang meminum air garam,semakin banyak di minum maka akan semakin haus hingga sebanyak lautanpun tak akan mampu menghilangkan dahaganya. 

Begitulah tatkala mengejar dunia, maka tak akan pernah ada ujungnya, hari ini menginginkan sepetak tanah setelah di dapat esoknya menginginkan sepuluh petak dan apabila telah di dapat menginginkan seribu petak, begitu seterusnya tidak akan pernah ada ujungya hingga seluruh bumi di miliki maka tak akan pernah memuaskan keinginan.

Maka orang-orang yang beriman hendaknya tidak menempatkan keinginan dunia diatas segalanya karena kesudahan kita adalah akhirat yang kekal :

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS. Al-An'am 32)

Kalaupun kita memiliki dunia maka tiada lain hanya untuk bekal akhirat, bukan untuk jalan sombong merasa diri paling hebat dan berkuasa karena memiliki harta dan kekuasaan. Abdullah Bin Abbas pernah berkata :

ان الله تعالي جعل الدنيا ثلاثة اجزاء جزء للمؤمن وجزء للمنافق و جزء للكافر فاالمؤمن يتزود  والمنافق يتزين والكافر يتمتع

Sesungguhnya Allah Ta’ala menjadikan dunia menjadi tiga bagian, bagian pertama untuk mukmin, bagian kedua untuk orang munafik, bagian ketiga untuk orang kafir. Maka, seorang mukmin menjadikan dunia sebagai bekal untuk akhiratnya, dan orang munafik menjadikan dunia sebagai perhiasan, dan orang kafir menjadikan dunia sebagai kesenangan” (Syarikul Iman:kurasan 15)


Sebagai sorang Muslim hendaknya kita membedakan antara keinginan dan kebutuhan karena setiap keinginan adalah cenderung datangnya dari syaitan sebagai bukti menghamba terhadap dunia, karena jarang sekali orang yang mengejar keiginan karena unsur kebutuhan dan kemanfaatan, mereka hanya untuk memuaskan hawa nafsunya saja sedangkan setiap apa yang tidak bermanfaat adalah kemubadziran :

sesungguhnya orang yg suka bersikap tabzir adalah teman setan".... (Q.S Al isra 26)


Sedangkan kebutuhan adalah apa yang mendesak dan di perlukan, seorang muslim tidak mengapa memiliki harta banyak dan jabatan tinggi tatkala orientasinya adalah kebutuhan untuk memperjuangkan agamanya, hartanya hanya dijadikan bekal untuk memaksimalkan jalan dakwah dan kekuasaanya sebagai jalan membumikan Islam.

Kucinya tidak setiap keinginan harus kita penuhi, perhatikan terlebih dahulu urgensi kebutuhan dan kemanfaatnya, terlebih dikala keuangan lagi pas-pasan, maka keniscayaan untuk memperhatikanya sebelum di kemudian waktu di buatnya susah karena di awal terlalu sibuk mengejar setiap keinginan.

Lembang, Acep Firmansyah - 08/05/2016

Advertisement

0 komentar:

Posting Komentar

terimaksih anda telah berkunjung silahkan tambahkan komentar anda

 
Top