Sejenak kita berfikir tentang naifnya dunia, disaat orang menganggap harta adalah segalanya, disaat orang menganggap jabatan dan status sosial adalah kesempurnaan tujuanya, sehingga dengan kekayaanya orang menjadi sombong , sehingga dengan jabatanya orang menjadi angkuh. Mereka terlupa bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara.

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (Surah Al-Ankabut ayat 64)

source : aninditaayu.blogspot.com

Kita renungkan bahwa penghuni sebuah negri tidak hanya yang hidup saat ini, tapi mereka yang sudah terlahir sejak awal kehidupan dari masa nabi adam diciptakan semua telah mendiami bumi dan kini telah pergi menuju kehidupan berikutnya yang kekal dan abadi.

 Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. [QS. An-Nisa’/ 4: 78]

Mereka yang berkuasa di masa lalu, mereka yang paling kaya di masa lalu, sejatinya hanya mengaku-ngaku saja, waktu membuktikan bahwa kini kepemilikan mereka sudah tak bersisa, lihat kisah Qorun di masa nabi musa, orang terkaya yang tidak ada tandinganya, konon untuk membawa kunci gudang penyimpanan hartanya saja perlu unta beratus-ratus, namun kini hanya tinggal kisahnya saja.

Seorang bijak bestari pernah berkata "Orang kaya itu hanya mengaku-ngaku saja, lepas kematianya maka tidak ada sesuatu apapun yang menjadi miliknya, selain dari sepetak tanah tempat ia di kuburkan, karena semua telah berpindah tangan kepada generasi berikutnya" 

Orang yang merasa berkuasapun sama nasibnya, ia sombong dan angkuh saat memiliki jabatan, namun selang beberapa waktu jabatanya berakhir dan berakhir pula kekuasaanya. Kisah raja dzolim terdahulu seperti Raja Namrud, Firaun,dll.. bukankah semuanya telah pergi padahal sebelumnya mereka begitu berkuasa bahkan telah mengaku dirinya sebagai tuhanya manusia. 

Di tempat yang saat ini kita berdiampun tidak luput dari pandangan bahwa rumah singgah kita telah di kelilingi tempat peristirahatan orang terdahulu berupa kuburan, bukankah sebagian dari mereka saat masih hidupnya adalah orang yang paling kaya, orang yang berkuasa..? namun apa yang kini mereka miliki..? tak ada satupun melainkan hanya batu nisan dan sepetak tanah tempat ia di kuburkan.

Untuk apa kita sombong akan dunia ini dari kekayaan dan kekuasaan, bukankah semuanya milik Allah berupa titipan yang sejatinya harus kita pergunakan untuk bekal kehidupan akhirat. 

Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. (QS. Thaha : 6)

Jangankan berupa harta dan kekayaan, tubuh inipun yang kita kadang telah angkuh atasnya sehingga tidak mau melaksanakan perintah Allah dan enggan menerima nasihat, sungguh tak ada hak kepemilikan dan kuasa meski hanya sejengkal kulit, andai benar bahwa tubuh ini adalah milik kita tentu kita bisa berkuasa untuk menghentikan rasa lapar tatkala badan membutuhkan asupan, andai tubuh ini milik kita tentu kita bisa mengetahui seluk beluk proses terjadinya dari bahan makanan sampai menjadi energi yang di butuhkan tubuh dan kita berkuasa dan mengaturnya, namun nyatanya itu terjadi tanpa tahu menahu dan tanpa kuasa, kita hanya memasukan makanan melalui mulut lantas secara atomatis menjadi energi, andai benar kalau tubuh ini milik kita tentu bisa menghentikan penuaan yang datang bersamaan dengan berjalanya waktu, kitapun bisa menghentikan akan datangnya kematian, namun nyatanya tidak, tidak ada yang tahu kapada datangnya kematian.

Jangan sombong atas kekayaan dan kekuasaan karena kita akan segera pergi meninggalkanya, dan akan mempertanggungjawabkan dari keduanya.

Acep Firmansyah - Lembang 14/05/2016


Advertisement

0 komentar:

Posting Komentar

terimaksih anda telah berkunjung silahkan tambahkan komentar anda

 
Top