Saat hati berkata " ungkapkan saja", " tunjukan saja" biar semua orang tau apa  yang engkau rasakan, biar semua orang tau apa yang engkau lakukan, biar semua orang tau apa yang engkau dapatkan dan biar semua orang tau apa engkau miliki.

source : www.titik0km.com
Maka ingat, tidak harus semua orang tahu apa yang engkau rasakan, apa yang engkau lakukan, apa yang engkau dapatkan dan apa yang engkau miliki.

Jika itu berhubungan dengan kesuksesan diri, maka takutlah dengan bahaya riya, yang akan menghapus semua kebaikan tanpa sisa bagaikan api melalap habis kayu bakar :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadikan ia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunujuk kepada orang-orang kafir”. [al Baqarah : 264].

Maka Takutlah dengan bahaya riya yang akan menghilangkan kebaikan dari amal shaleh dan mengundang kecelakaan :

“Maka celakalah bagi orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya’ dan mencegah (menolong dengan) barang yang berguna”. [al Ma’uun : 4-7]

Maka takutlah dengan bahaya riya yang akan mewariskan kehinaan dan kerendahan :

Barangsiapa memperdengarkan amalnya kepada orang lain (agar orang tahu amalnya), maka Allah akan menyiarkan aibnya di telinga-telinga hambaNya, Allah rendahkan dia dan menghinakannya”. [HR Thabrani]

Dan jika itu berkaitan dengan keburukan diri, maka Allahkah bodohnya, kita telah membuka aib diri sedang Allah telah menutupnya :
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Seluruh umatku akan diampuni dosa-dosa kecuali orang-orang yang terang-terangan (berbuat dosa). Di antara orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang yang pada waktu malam berbuat dosa, kemudian di waktu pagi ia menceritakan kepada manusia dosa yang dia lakukan semalam, padahal Allah telah menutupi aibnya. Ia berkata, “Wahai fulan, semalam aku berbuat ini dan itu”. Sebenarnya pada waktu malam Tuhannya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi justru pagi harinya ia membuka aibnya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah. (HR: Bukhari dan Muslim).

Tak ada gunaya seluruh manusia tau dari setiap kehebatan dan kelemahan yang kita umbar kepadanya, karena manusia bukanlah pemberi pahala, bukan pula pemilik surga bahkan manusia tidak mampu memberikan kemanfaatan ataupun kemadzorotan meski itu hanya sebesar debu.

Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada disisi Allah adalah kekal.Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan." (Surah an-Nahl ayat 96)

Ketahuilah seandainya semua umat manusia bersatu untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, mereka tidak akan mampu kecuali yang sudah ditetapkan Allah untukmu. Dan seandainya semua umat manusia bersatu untuk mencelakakanmu, mereka tidak mampu kecuali keburukan yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu. Pena sudah diangkat dan tinta sudah kering.” (HR Tirmidzi)

Maka cukuplah Allah sebagai saksi dan pembalas dari amal-amal kita.

Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan (QS Al-Ahzaab : 36)

Acep Firmansyah. Lembang,10/05/2016

Kata Pencarian : renungan , kisah inspiratif, motivasi, inspirasi

Advertisement

0 komentar:

Posting Komentar

terimaksih anda telah berkunjung silahkan tambahkan komentar anda

 
Top